Wednesday, April 8, 2015

8 Pintu Surga Memanggil Abu Bakar

Setiap orang tahu, kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Walaupun.. tidak setiap orang menyadarinya. Akhir hayat yang indah selalu jadi dambaan. Walaupun.. yang mendambakan kadang tidak mengusahakan. Dan kita semua menginginkan surge. Tahukah Anda bagaimana gambaran surga itu?

Surga selalu jadi cerita indah. Penghuninya duduk-duduk di dipan bertahtakan emas. Bertelekan berpandangan dengan kekasih. Mereka dilayani anak-anak muda; membawa gelas, cerek, dan minuman dari sungai-sungainya. Buah-buahannya landai mendekat. Daging-daging jadi hidangan lezat untuk disantap. Kekasih mereka adalah bidadari yang terjaga. Bagaikan intan dan mutiara. Usia bidadari itu sebaya dan penuh cinta. Di dunia manusia lelah dengan pertengkaran dan keributan.

Alangkah damainya surga, karena para penghuninya tidak pernah mendengar ucapan yang sia-sia. Tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.

Di surga, ada pohon bidara tak berduri. Dan pohon pisang yang buahnya tersusun rapi. Ada naungan yang terbentang luas. Ada aliran sungai yang tercurah. Buah-buahannya banyak, tidak terhenti, tidak mengenal musim. Kasur-kasurnya tebal lagi empuk. Itulah balasan bagi mereka golongan kanan.
Mereka yang berbuat kebajikan semasa hidup di dunia.(1)

Aah.. betapa indahnya surga.. Mudah-mudahan Allah anugerahkan kita untuk memasukinya.
Surga yang indah dan damai itu memiliki delapan pintu. Nabi kita ﷺ telah mengabarkan tentang hal itu.

عن عبادة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “مَنْ قَالَ: أَشْهَدُ أَنّ لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنّ عِيسَىَ عَبْدُ اللّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَأَنّ الْجَنّةَ حَقّ، وَأَنّ النّارَ حَقّ، أَدْخَلَهُ الله مِنْ أَيّ أَبْوَابِ الْجَنّةِ الثّمَانِيَةِ شَاءَ”.

Dari Ubadah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan tiada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, Isa adalah hamba Allah dan anak dari ibunya (Maryam), ia adalah kalimat dan Ruh dari-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, bersaksi bahwa surga benar adanya, dan neraka benar adanya, maka Allah akan masukkan dia dari delapan pintu surga yang mana saja yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari).

Apa Saja Delapan Pintu Itu?

Delapan pintu surga itu adalah: (1) Pintu Shalat, (2) Pintu Sedekah, (3) Pintu Jihad, (4) Pintu Rayyan, (5) Pintu al-Ayman, (6) Pintu al-Kazhimina al-Ghaizha wa al-Afina ‘an an-Nas. Mengenai pintu sisanya para ulama berbeda pendapat. Pendapat-pendapat mereka didasarkan pada isyarat dari nash syariat. Yaitu: Pintu Taubat, Pintu Dzikir, Pintu Ridha, Pintu Ilmu, atau Pintu Haji.

Setiap pintu ini akan memanggil orang-orang yang memiliki keistimewaan dalam amalan tersebut.

Barangsiapa yang banyak melaksanakan shalat, selain yang wajib, maka pintu shalat akan memanggilnya. Demikian juga dengan pintu-pintu yang lain. Hanya orang-orang yang amalannya istimewa dan luar biasa yang akan dipanggil dari pintu-pintu tersebut.

Dalil dari nama-nama pintu tersebut adalah sabda Nabi ﷺ:
Nama pintu pertama sampai yang keempat terdapat dalam hadits:

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من أنفق زوجين في سبيل الله نودي من أي أبواب الجنة يا عبد الله هذا خير، فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصيام دعي من باب الريان، ومن كان من أهل الصدقة دعي من باب الصدقة.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.

Barangsiapa termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat.

Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyaan. Dan barangsiapa termasuk orang yang gemar bershadaqah, maka ia akan dipanggil dari pintu shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Setelah sepakat dengan nama-nama empat pintu surga di atas, para ulama berbeda pendapat tentang nama-nama berikutnya

Nama pintu kelima terdapat dalam hadits:

عن أبي هريرة في حديث شفاعة النبي صلى الله عليه وسلم وفيه: فيقال: يا محمد أدخل الجنة من أمتك من لا حساب عليه من باب الأيمن من أبواب الجنة، وهم شركاء الناس فيما سوى ذلك من الأبواب.

Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabi ﷺ dikatakan, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Nama pintu keenam terdapat dalam hadits:

عن الحسن مرسلاً: إن لله باباً في الجنة لا يدخله إلا من عفا عن مظلمة.

Dari al-Hasan secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (HR. Ahmad).

Kemudian nama pintu berikutnya ada yang mengatakan adalah Pintu Haji dikarenakan haji termasuk ibadah yang agung dan bagian dari rukun Islam. Kemudian Pintu Dzikir atau Pintu Ilmu atau Pintu Taubat. Al-ilmu ‘indallah..

Delapan Pintu Surga Memanggil Abu Bakar

Tidak diragukan lagi, Abu Bakar adalah sahabat Nabi ﷺ yang paling mulia. Ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Umat Muhammad ﷺ yang paling dalam ilmunya, paling kuat tekadnya dalam berjihad, paling bertakwa, dan paling banyak amalannya.

Abu Bakar adalah orang yang paling banyak sedekahnya.
Dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu:
“Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Aku berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah ﷺ bertanya, ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah ﷺ lalu bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’.” (HR. Tirmidzi).

Abu Bakar adalah orang yang dalam ilmunya dan teguh dalam berjihad. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

“Ketika Nabi ﷺ wafat, dan Abu Bakar menggantikannya. Banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah ﷺ bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan laa ilaaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’

Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah ﷺ, akan kuperangi dia’. Umar berkata, ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan Mulim).

Abu Bakar adalah seorang yang pemaaf. Diriwayatkan dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi ﷺ. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi ﷺ sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi ﷺ berkata, ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah’.

Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’.

Nabi ﷺ lalu berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar (sebanyak tiga kali)’. Tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di dalam ada Abu Bakar?’ Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah ﷺ. Sementara wajah Rasulullah ﷺ terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai Rasulullah, demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah (sebanyak dua kali)’. Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ‘Engkau pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu Bakar berkata, ‘Engkau benar wahai Muhammad’. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku? (sebanyak dua kali)’. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti’.” (HR. Bukhari).

Ketika mendengar Rasulullah ﷺ mengbarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pun menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi seseorang untuk dipanggil dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari semua pintu itu?”

Nabi ﷺ menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.” (HR. Bukhari, No. 3666).

Subhanallah… Abu Bakar mengganggap mudah bagi seseorang untuk dipanggil dari satu pintu surga. Beliau mengucapkan ini bukan karena sombong dan menganggap remeh. Namun itulah standar beliau. Menurut Abu Bakar, apabila seseorang hanya fokus pada satu amalan saja dalam mengisi hari-hari kehidupannya, maka itu adalah hal mudah. Seseorang yang fokus hanya memperbanyak ibadah shalat saja, atau sedekah saja, atau puasa saja. Itu adalah sesuatu yang ringan dalam pembagian waktunya menurut Abu Bakar. Sehingga beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang yang lebih hebat lagi. Tentang yang lebih tinggi lagi kedudukannya. Dan ternyata beliau adalah orangnya. Nabi ﷺ langsung yang mengabarkan kepadanya.

Semoga Allah ﷻ mengumpulkan kita bersama Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya di surga kelak.

Ket:
(1) Gambaran surga yang terdapat dalam surat al-Waqi’ah

Sumber:
– Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 1433 H. Syarh Riyadush Shalihin. Riyadh: Madar al-Wathan li an-Nasyr.
– Asma Abwab al-Jannah wa Abwab an-Nar: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=17317

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

Saturday, July 12, 2014

Rasulullah Berdoa Mohon Perlindungan Dari Hal-Hal Berikut

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: “أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو، فَيَقُولُ: اللَّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى”

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan.” (HR. Muslim)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْهَرَمِ، وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ»

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim)

عَنْ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ” أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلاَةِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا، وَفِتْنَةِ المَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ ” فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ المَغْرَمِ، فَقَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ، حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»

Dari Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dalam shalatnya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” Kemudian ada seorang yang bertanya, “Alangkah seringnya engkau berlindung dari hutang.” Maka Beliau bersabda, “Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka apabila berbicara berdusta, dan apabila berjanji mengingkari.” (HR. Bukhari)

Syarh/Penjelasan:

Doa ini termasuk doa yang paling mencakup dan paling bermanfaat. Doa ini mengandung permintaan agar mendapatkan kebaikan pada agama dan dunia. Karena maksud “petunjuk” adalah ilmu yang bermanfaati, sedangkan maksud “ketakwaan” adalah amal yang saleh serta meninggalkan apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. Dengan keduanya, keadaan agama seseorang menjadi baik. Dalam doa yang singkat ini kita meminta kepada Allah hidayah irsyad (diberitahukan ilmu yang bermanfaat yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk) serta meminta kepada-Nya hidayah taufiq (dibantu agar dapat mengikuti hidayah irsyad). Hal ini sebagaimana dalam surat Al Fatihah: 6,
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ 

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

Di dalam permintaan ini, kita meminta agar ditunjukkan jalan yang lurus (hidayah irsyad), dibantu menempuhnya (hidayah taufiq), dan meminta agar istiqamah di atasnya.

Adapun kesucian dan kecukupan mengandung sikap menjaga diri dari makhluk dan tidak bergantung kepada mereka, merasa cukup dengan Allah dan dengan rezeki yang dilmpahkan-Nya serta bersikap qana’ah (menerima apa adanya), serta memperoleh sesuatu yang menenangkan hati, yaitu kecukupan. Dengan kesucian dan kecukupan ini, maka akan sempurna kebahagiaan hidup di dunia dan ketenangan batin, dimana hal ini merupakan hayat thayyibah (kehidupan yang baik).

Dengan demikian, barang siapa yang dikaruniakan petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan, maka ia telah memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat atau hayat thayyibah (lihat pula surat An Nahl: 97).

Adapun dalam hadits yang kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari tujuh perkara, yaitu:
  1. Kelemahan
  2. Kemalasan
    Perbedaan antara lemah dan malas adalah, bahwa lemah itu tidak adanya kemampuan, sedangkan malas adalah enggannya jiwa melakukan kebaikan dan kurang terdorong kepadanya padahal mampu melakukannya. Kedua hal ini adalah penyakit yang membuat seseorang duduk dan meninggalkan kewajiban sehingga terbuka baginya pintu-pintu keburukan.
  3. Sifat pengecut
  4. Kebakhilan
    Sifat pengecut terkait dengan jiwa, sedangkan sifat bakhil (pelit) terkait dengan harta. Siapa saja yang kehilangan keberanian untuk melawan hawa nafsu, was-was setan, melawan musuh, menghadapi lawan yang membela yang batil, maka dia adalah pengecut. Dan siapa saja yang tidak mau memberi kaum fakir dengan hartanya, mengeluarkan hartanya untuk para mujahid fii sabilillah dan mengeluarkan pada jalur-jalur kebaikan, maka dia adalah orang yang bakhil. Dalam banyak ayat, Allah Subhaanahu wa Ta’ala memerintahkan berjihad dengan jiwa dan hartanya. Dan penyakit yang dapat menghalangi seseorang dari berjihad mengorbankan jiwa dan hartanya adalah penyakit pengecut dan bakhil.
    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari sifat pengecut dan bakhil karena keduanya dapat menghalangi kewajiban, menghalangi dari memenuhi hak-hak Allah Ta’ala, menghalangi dari mencegah kemungkaran, bersikap tegas kepada para pelaku maksiat, di samping itu dengan seseorang memiliki keberanian dan kekuatan, maka ibadah dapat sempurna, orang yang terzalimi dapat tertolong, jihad dapat dilakukan, sedangkan dengan selamat dari kebakhilan, maka ia dapat memenuhi hak-hak harta, adanya keinginan untuk berinfak, bersikap dermawan, dan berakhlak mulia serta terhalang dari sifat tamak kepada apa yang tidak dimilikinya.
  5. Pikun
    Yang dimaksud pikun adalah dikembalikan kepada usia yang paling buruk. Sebab mengapa Beliau berlindung darinya adalah karena ketika sudah pikun terkadang ucapan menjadi ngelantur, akal dan ingatan menjadi kurang, panca indera menjadi lemah, dan lemah dari melakukan ketaatan serta meremehkan sebagiannya, cukuplah seseorang berlindung darinya karena Allah menamai usia tersebut sebagai ardzalul ‘umur (usia paling buruk).
  6. Azab kubur
    Hadits di atas menunjukkan adanya azab kubur, di samping adanya nikmat kubur dan fitnah(ujian)nya. Hadits lain yang menunjukkan adanya azab kubur adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
    مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ المَدِينَةِ، أَوْ مَكَّةَ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِي قُبُورِهِمَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ» ثُمَّ قَالَ: «بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ» . ثُمَّ دَعَا بِجَرِيدَةٍ، فَكَسَرَهَا كِسْرَتَيْنِ، فَوَضَعَ عَلَى كُلِّ قَبْرٍ مِنْهُمَا كِسْرَةً، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِمَ فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: «لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ تَيْبَسَا» أَوْ: «إِلَى أَنْ يَيْبَسَا»
    “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu di antara kebun-kebun Madinah atau Mekkah, lalu Beliau mendengar suara dua orang yang diazab dalam kuburnya, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keduanya sedang diazab, dan keduanya tidaklah diazab menurut keduanya terhadap dosa besar.” Selanjutnya Beliau bersabda, “Bahkan sesungguhnya itu dosa besar. Adapun salah satunya, maka ia tidak menjaga diri dari kencingnya, sedangkan yang satu lagi berjalan kesana-kemari mengadu domba.” Kemudian Beliau meminta dibawakan pelepah kurma, lalu Beliau mematahkan menjadi dua bagian, dan meletakkan belahannya di masing-masing kubur itu, lalu Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal itu?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan azab keduanya diberi keringanan selama belahan itu belum kering,” atau bersabda, “Sampai kedua belahan kering.” (HR. Bukhari)
  7. Fitnah hidup dan mati
    Fitnah hidup artinya cobaan dan hujian hidup, baik berupa fitnah syahwat dan fitnah syubhat, dimana kedua cobaan ini banyak yang membuat manusia tergelincir, lalai dari kewajibannya dan terbawa oleh arus fitnah yang menggiringnya kepada kebinasaan, maka dalam doa ini, kita berlindung agar kita mampu menghadapi cobaan-cobaan itu dengan tetap bersabar menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar menjauhi maksiat, dan istiqamah di atas agamanya. Ini adalah cara untuk menghadapi fitnah syahwat. Adapun cara untuk menghadapi fitnah syubhat adalah dengan yakin di atas kebenaran dan teguh tidak mudah berubah oleh situasi dan kondisi; berbekal ilmu syar’i.
    Sedangkan fitnah mati, maka maksudnya ujian ketika di kubur, yaitu pertanyaan yang diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir yang akan menanyakan kepada seseorang tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya.
Wallahu a’lam.
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.


Penulis: Marwan Hadidi, S.Pd.I
Artikel Muslim.Or.Id

Monday, May 12, 2014

The Power Of Dzikir

Ali berkata: Fathimah mengeluhkan bekas alat penggiling yang dirasakan tangannya. Maka Fathimah mendatangi Nabi ingin meminta pembantu dari beliau, tapi ia tidak bertemu dangan beliau. Dia bertemu dengan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Saat Nabi tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau berkata: 

"Tetaplah di tempatmu". 
Lalu beliau duduk di tengah kami, hingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. 

Beliau berkata: "Ketahuilah, aku akan ajarkan kalian sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta kepadaku, Jika kalian hendak tidur maka bertakbirlah 34x, berrtasbihlah 33x dan bertahmidlah 33x, maka Itu lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu". HR. Bukhari

Wahai saudariku,inilah solusi nabawi saat Fatimah merasa capai karena banyaknya pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan, karena dzikir yang dilafazkan dengan lisan dan diresapi di dalam qolbu serta diamalkan dengan anggota badan akan memberikan kekuatan ke dalam jiwa & raga kita saat kita mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah kita, kita akan lebih bersemangat dan bertenaga serta mengerjakan seluruh tugas kita dengan penuh keikhlasan_ingatlah seberat-berat sebuah pekerjaan jika kita lakukan dengan ikhlas maka akan terasa ringat & nikmat.

Hadits inipun memberikan pelajaran kepada kita bahwa amalan akhirat jauh lebih berharga dibanding amalan dunia.

Referensi:
Hasyiah assindi ala shahih bukhari
Fathul bari
Syarah shahih bukhari libni batthal, dll

http://salamdakwah.com/baca-artikel/the-power-of-dzikir.html

Al Furqon Berarti Pembeda

Petunjuk Firman

Bahwa Allah dengan petunjukNya yang tersurat dalam surah al Furqon ayat 1, yaitu :

“Maha Berkat Allah yang telah menurunkan al Furqon atas hambaNya (Muhammad) agar supaya menjadi ancaman bagi ummat seluruh alam”.-

Ayat tersebut sangat tegas dan lugas serta jelas dalam keterkaitannya masalah manusia dan kemanusiaan perihal perjalanan hidupnya, mengingat Allah telah menetapkan tentang keberadaan manusia bahwa mereka itu terdiri “manusia Kafir dan manusia Mukmin” dalam al Quran surah at Taghobun ayat 2. Dan peringatan tersebut wajib menjadi “dasar pemahaman bagi Mukmin” yang dengan itu sudah pasti terjadi “sifat dan sikap bertentangan atau antagonisme” dalam segala pola kehidupannya, baik secara istilah dan ataupun secara pembuktian sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Isro ayat 45 dan ayat 46.

Analisa Dalil

Bahwa sebenarnya penting sebagai pengajaran untuk ditelaah secara seksama, tentang pola dan arah dari dua golongan manusia, yaitu :

A. Golongan Kafir adalah mereka yang menjadi dasar pandangan hidupnya adalah hawa nafsu yang menjadi budak syaithon, sehingga mereka hanya menggunakan “ro’yun bathil” yang berpola dasar kepada “Hukum Sebab Akibat” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Jatsiyah ayat 23 dan ayat 24. Dengan yang tersebut maka :

a. Sikap kerinduan mereka hanya dikendalikan oleh al fikr yaitu fikiran, al wijdan yaitu perasaan, dan al irodah yaitu kemauan, sehingga akan memunculkan suatu kepercayaan yang hanya sebatas rekayasa hasil budi daya manusia yang disebut AGAMA (bahasa Jawa kawi yang berarti A adalah tidak dan GAMA adalah kocar-kacir maka menjadi tidak kocar-kacir) dan tidak ada hubungan dengan masalah Akherat kecuali hanya sebatas duga-duga sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Nuh ayat 21 sampai dengan ayat 24.

b. Pandangan hidupnya berkisar masalah kehidupan duniawiyah semata, sehingga kalaupun berfikir masalah keummatan juga pasti dikendalikan oleh hawa nafsunya dan pasti akan mengalami Dehumanisasi, dengan sebuah sistem dari hasil budidaya manusia yang telah muncul pada 400 tahun SM, yang menjadi pedoman hidup bagi bangsa-bangsa Barat dan dikenal dengan istilah Politea atau Politik, didalam al Quran Allah perkenalkan dengan sebutan “Jibti wa Thoghut” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nisa ayat 51 sampai dengan ayat 54; Inilah karya Plato yang oleh Dunia Barat dianggap sebagai bimbingan hidup. Dan penyerangan terhadap Plato dianggap sama dengan serangan terhadap basis kultur dan falsafah Barat.

B. Golongan Mukmin adalah orang-orang yang mendapatkan “Hidayah Iman” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Yunus ayat 100 dan hatinya sepenuhnya menerima “Nur Islam” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah az Zumar ayat 22. Dengan itu maka senantiasa menyatakan “sami’na wa atho’na” terhadap segala seruan untuk mentho’ati Allah dan RasulNya sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nur ayat 51. Suatu kesadaran yang mutlaq tentang keberadaan ad Din kepunyaan dan dikirim Allah Yang Maha Mengatur sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Ali Imron ayat 19 dan ayat 85; Dengan yang tersebut maka :

a. Tuntutan yang paling utama dalam penerimaan ad Din adalah memelihara kebersihan ad Din itu sendiri, manakala telah berada dalam pelukan hambaNya, kemudian dalam seluruh aktifitas hidupnya wajib menjadikan ad Din sebagai pedoman dan pandangan utamanya, sehingga tidak melumuri ad Din dengan segala kotoran yang berasal dari rekayasa hasil budidaya manusia itu sendiri sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah az Zumar ayat 3.

b. Dengan keberadaan perintah untuk menggelar Syari’at Dinullah bagi membangun ummat dalam segala jurusannya “dengan atas dasar risalah Allah”, semenjak zaman perutusan Nus as sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah asy Syuro ayat 13 dan ayat 14, maka sistem yang digunakan wajib berdasarkan hasil petunjuk dari Allah sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Furqon ayat 52 dan bukan berasal dari rekayasa hasil budidaya manusia. Maka inilah yang disebut “Sistem Siyasah”, yang tidak akan pernah sama dengan Sistem made in Plato sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Isro ayat 45 dan ayat 46 dan al Hadits shohih riwayat Thobrani dari jalan Ibnu Abbas dan al Hadits shohih riwayat al Hakim dari jalan Kholid bin ‘Urfathoh.

Dengan analisa sebagaimana tersebut maka wajarlah kalau lafadz pada akhir ayat di atas Allah menutup dengan lafadz nadzi-ron yaitu sebuah peringatan yang menentukan dalam pembangunan ummat sedunia, agar hambaNya yang beriman tidak terjadi tergelincir dalam Sistem yang menyalahi Sunatullah.

http://www.al-ulama.net/home-mainmenu-1/tafseer/504-al-furqon-berarti-pembeda.html

Hati-hati dengan Assallamu’allaikum


Sebaiknya Jangan Menyingkat Assallamu’allaikum

Menjawab salam sesama muslim dalam adab islam hukumnya adalah wajib, selain itu karena penduduk indonesia yang mayoritas adalah negara islam maka sering dijumpai berbagai pernyataan baik secara langsung ataupun melalui media elektronik, entah apa maksudnya semakin lama salam yang original dari agama islam sering dirubah-rubah, padahal sendiri artinya sendiri juga sudah sangat baik, sebentar lagi kita akan bahas mengapa Anda tidak boleh sembarangan menyingkat salam.

sekali lagi, “ASSALAMU’ALAIKUM” JANGAN DISINGKAT LAGI!!

INILAH ARTINYA KALAU DISINGKAT

  1. As = orang bodoh ; keledai
  2. Ass = pantat
  3. Askum = celakalah kamu
  4. Assamu = racun
  5. Samlekum = matilah kamu
  6. Salom/syalom= dari bhs Ibrani untuk sesama kristen dan ada 263 kata di dalam kitab perjanjian lama dan perjanjian baru.
  7. Mikum = dari bahasa Ibrani Mari Bercinta.

Yuk kita lihat isi surat Nabi Sulaiman dalam Al-Quran :

“Innahu min Sulaimana wa innahu Bismillahirohmaanir rohiim ‘ala ta’lu ‘alayya wa’tunil muslimina tho’inalloha robbal ‘aalamiin.”

Salam pendek, sedang dan panjang telah dicontohkan oleh Nabi dan tidak merubah makna aslinya :
  1. Salam pendek : “Assalamualaikum”. dengan 10 kebaikan.
  2. Salam sedang : “Assalamualaikum warohmatulloh”. dengan 20 kebaikan.
  3. Salam panjang : “Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh”. dengan kebaikan sempurna
http://www.cintasedekahnusantara.com/salam/

Dosa-Dosa Yahudi di Sepanjang Sejarah

Khutbah Pertama:

اَلحَمْدُ لِلَّهِ مُعِزِّ مَنْ أَطَاعَهُ مُذِلِّ مَنْ عَصَاهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا .
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى ، فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ أُمُوْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ .

Ibadallah,
Sesungguhnya bagi siapa saja yang membaca sejarah dengan seksama, maka ia akan melihat tingkah polah umat-umat terdahulu, dan akan mendapati suatu kelompok yang paling jelek akhlaknya dan buruk muamalahnya, mereka itu adalah orang-orang Yahudi, sebuah kaum yang mendapat murka dan laknat dari Allah Ta’ala. Orang-orang Yahudi adalah pendusta, sombong, fasik, kufur dan ilhad. Suatu komunitas yang terkenal dengan hati yang keras, hasad, dan penghianat. Allah Ta’ala berfirman,

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu.” (QS. Al-Maidah: 13)

Dan firman-Nya,
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS. Al-Baqarah: 74)

Ibdallah,
Di antara wujud kerasnya hati orang-orang Yahudi adalah mereka membunuh sebagian nabi-nabi Allah yang datang dan membawa hidayah, perbaikan, dan kebahagiaan. Dan inilah karakter mereka di setiap masa, membunuh orang-orang yang mengadakan perbaikan di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَأَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلًا كُلَّمَا جَاءَهُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُوا وَفَرِيقًا يَقْتُلُونَ
“Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.” (QS. Al-Maidah: 70)

Firman-Nya yang lain,

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا
“Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup”. Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.” (QS. An-Nisa: 155)

Dan firman-Nya,

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.” (QS. Ali Imran: 21)

Inilah watak keras orang-orang Yahudi yang Allah sifatkan di dalam Alquran, watak ini terus melekat kepada mereka hingga saat ini.

Ibdallah,
Bersamaan dengan itu, mereka juga memiliki sifat makar dan tipu daya. Umat Islam terdahulu telah merasakan penderitaan akibat tipu daya yang dibuat oleh orang-orang Yahudi dan demikian seterusnya, mereka akan senantiasa melakukan tipu daya terhadap umat Islam.

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran: 120)

Ibadallah,
Sejak dahulu, orang-orang Yahudi terbiasa melakukan khianat dan menyelisih perjanjian yang mereka lakukan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (55) الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (QS. Al-Anfal: 55-56)

Sepanjang sejarah kehidupan mereka, orang-orang Yahudi senantiasa membuat kerusakan di dalam masyarakat dengan kemunkaran-kemunkaran yang mereka lakukan. Mereka memiliki rumah-rumah tempat berzina lalu menyebarkannya ke seluruh dunia, mereka juga melakukan pemerasan terhadap harta-harta orang lain, dan melakukan konspirasi untuk menguatkan kedudukan kaum mereka.
Ibdallah,

Sesungguhnya permusuhan Yahudi terhadap umat Islam sudah berlangsung lama, sejak Islam itu muncul atau bahkan semenjak mereka mengetahui bahwa akan diutus nabi dari kalangan Arab bukan dari bangsa mereka. Mereka memusuhi Islam, karena Islam mengungkap kedok mereka, mencela perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan. Allah Ta’ala berfirman,

وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ
“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Alquran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-An’am: 55)

Ibadallah,
Kita tidak heran kalau permusuhan orang-orang Yahudi terhadap Islam sangat keras, karena Islam datang untuk menghilangkan dan melenyapkan kedustaan mereka, mengingkari kerusakan dan kebatilan mereka. Islam menyeru kepada iman, tauhid, dan ikhlas, sedangkan Yahudi menyeru kepada kekufuran, kedustaan, dan permusuhan. Islam menyeru kepada cita-cita dan norma-norma yang tinggi, rahmat, dan ihsan, adapun Yahudi menyeru kepada kerasnya hati, pelanggaran hukum, dan kebencian. Islam menyeru kepada kehidupan, memiliki rasa malu, kesopanan, dan menjaga kesucian diri, sedangkan Yahudi menyeru kepada perbuatan yang rendah, kerusakan, dan makar. Islam mengharamkan menghilangkan nyawa manusia kecuali dengan hak dan melarang zina, sedangkan Yahudi mudah menumpahkan darah manusia selain mereka, mencuri harta orang lain, dan merusak kehormatan orang lain.

Ibadallah,
Bersamaan dengan perangai-perangai rusak yang mereka miliki, yang mengherankan, mereka malah merasa sebagai anak-anak Allah dan kesayangan-Nya. Mereka meyakini ruh-ruh orang-orang Yahudi lebih istimewa dibanding ruh-ruh manusia selain Yahudi karena mereka meyakini bahwa mereka adalah bagian dari Allah. Menurut Yahudi, seandainya Allah tidak menciptakan mereka, maka hilanglah keberkahan di bumi, hujan tidak akan diturunkan dari langit, dan tidak akan didapati kebaikan sedikit pun. Selain itu, mereka juga yakin orang-orang selain mereka sederajat dengan keledai hanya saja Allah ciptakan dalam wujud manusia untuk menjadi hambanya (kacung) orang-orang Yahudi.

Lihatlah tingkah polah orang-orang yang merugi ini.

Ibadallah,
Wajib kita ketahui bahwa permusuhan orang-orang Yahudi terhadap Palestina bukan hanya sekedar perselisihan antara Yahudi dan orang-orang Palestina saja, akan tetapi hal itu urusan setiap muslim. Palestina adalah negeri para nabi, di sana juga terdapat tiga masjid yang mulia, tanah Palestina juga tempat perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kiblat pertama.
Ibadallah,

Kita perlu mengoreksi diri dan menyadari bahwa kekuasaan Yahudi di tanah Palestina adalah akibat dari dosa dan perbuatan maksiat yang kita lakukan, termasuk juga banyaknya umat Islam yang berpaling dari agamanya sendiri, padahal Islam adalah sebab mencapai kemuliaan dan kemenangan di dunia dan akhirat. Allah berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

Oleh karena itu, hendaknya kita segera kembali kepada Allah Jalla wa ‘Ala, memperbaiki keimanan dan hubungan kita kepada Ar-Rahman, menaati perintah-Nya, dan menjauhi maksiat kepada-Nya. Inilah modal agar kita memperoleh kemuliaan, kekokohan, dan pertolongan. Allah Ta’ala berfirman,

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55) وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرآنِ الكَرِيْمِ ، وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ ، أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً .
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى ، ثُمَّ اِعْلَمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – أَنَّ المُؤْمِنَ فِي كُلِّ أَحْوَالِهِ وَفِي جَمِيْعِ شُؤُوْنِهِ – فِي شِدَّتِهِ وَرَخَائِهِ ، وَفِي سَرَّائِهِ وَضَرَّائِهِ –
Ibadallah,
Orang-orang yang beriman itu tidak takut kecuali hanya kepada Allah, tidak ada tempat berharap bagi mereka, kecuali hanyalah Allah, Rabbnya dan pelindungnya. Oleh karena itu, kita hadapkan wajah-wajah kita kepada Allah, mengadu kepada-Nya atas apa yang menimpa kita, maka berdoalah wahai hamba-hamba Allah dengan penuh penghayatan.

Ya Allah, hanya kepada-Mu kami mengadu. Wahai Dzat Yang mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan, membuka kebuntuan orang-orang yang menyeru, menghilangkan duka orang-orang yang merendah dan berharap kepada-Mu. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya orang-orang Yahudi telah menguasai saudara-saudara kami umat Islam di Palestina, membunuhi mereka, merampok rumah-rumah mereka dan menghancurkan kehormatan mereka, dan perbuatan fasad.

Berapa banyak rumah-rumah dihancurkan, betapa banyak kehormatan terinjak-injak, tak terkira wanita-wanita menjadi janda, tak terperi darah bercucuran, tak terhitung anak-anak menjadi yatim.
Orang-orang Yahudi kian sombong dan terus menambah kejahatan dan permusuhan mereka. Ya Allah, Engkaulah penolong mereka, Engkaulah pintu pengharapan bagi orang-orang yang meminta kepada-Mu. Wahai Dzat yang menggoncangkan singgasananya orang-orang zalim, menghancurkan kekuasaan orang-orang yang sombong, menghentikan tipu daya orang-orang mujrim. Ya Allah hancurkanlah orang-orang Yahudi yang mengobarkan permusuhan ini. Hancurkanlah mereka ya Allah, hancurkanlah mereka ya Allah. Hancurkanlah mereka ya Allah, sesungguhnya mereka tidaklah melemahkan-Mu.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ صَحَابَةِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ . وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ .

Diterjemahkan dari khotbah Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad

http://alhikmah.ac.id/2014/dosa-dosa-yahudi-di-sepanjang-sejarah/

16 Alasan Mengapa Kita Mesti Berdakwah

Segala puji hanya milik Allah semata Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada para kerabatnya, para shahabat seluruhnya, wa ba’du:

Aku melihat seorang laki-laki warga Negara Filipina, ia dulu adalah seorang pendeta dan misionaris, kemudian Allah Azza wa Jalla memberikan kepadanya hidayah! Lalu mari kita perhatikan apakah yang ia kerjakan setelah Allah membukakan hatinya untuk memeluk agama Islam? Dia mulai mendakwahi anak bangsanya sehingga masuk islam di tangannya 4000 orang! Dan yang demikian itu hanya dalam beberapa tahun saja! Kira-kira berapa banyak orang yang akan memeluk agama Islam di tangan mereka yang 4000 itu, dan akhirnya kebaikan terus melambung naik sampai hari kiamat! Alangkah beruntungnya ia…

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya[1].”

An Nawawi rahimahullah berkata: “ia menunjukkan dengan perkataan, lisan, isyarat dan tulisan.”
Saudaraku muslim…

Berdakwah kepada agama Allah Azza wa Jalla termasuk keta’atan yang paling tinggi dan ibadah yang paling agung, ia membutuhkan dari seluruhnya cara-cara yang bermacam-macam, keikhlashan, kesungguhan, kesabaran untuk menyampaikan agama ini, mempertahankan dan memperjuangkannya dari kehancuran:

{يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2)} [المدثر: 1، 2]
Artinya: “Hai orang yang berkemul (berselimut),  bangunlah, lalu berilah peringatan![2].”

Jika bukan kita penganut agama Islam yang bekerja untuk agama ini, maka siapakah gerangan yang akan mengerjakannya?!

Allah Azza wa Jalla telah memuliakanmu dengan nikmat Islam dan memudahkan bagimu perkara-perkara dan memudahkan bagimu jalan sehingga kamu berjalan di jalan yang paling agung, Ibnul Qayyim berkata: “Berdakwah ke jalan Allah Ta’ala adalah tugasnya para rasul dan para pengikutnya.”

Saudaraku muslim…

Siapa yang memberikan sebuah buku maka ia adalah pendakwah, siapa yang menghadiahkan kaset maka ia adalah seorang pendakwah, siapa yang mengajarkan oang yang bodoh maka ia adalah seoorang pendakwah, dan barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia adalah seorang pendakwah, siapa yang menyampaikan sepatah kata maka ia adalah seorang pendakwah…pintu-pintu yang luas dan jalan yang mudah dan gampang, segala puji hanya milik Allah, setiap kali berkurang kemauan dan hasrat menjadi lemah, maka ingatlah pahala-pahala dan buah-buah yang agung bagi siapa yang berdakwah ke jalan Allah, di antaranya:

Pertama: mengikuti para nabi dan mencontoh mereka

{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ } [يوسف: 108]
Artinya: “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik[3].”

Al Farra berkata: “Wajib bagi setiap yang mengikutinya untuk berdakwah kepada apa yang ia dakwah dan menyebutkan Al Quran dan nasehat”.

Kedua: bergegas untuk mendapatkan kebaikan dan kemauan di dalam mendapatkan pahala

karena Allah Azza wa Jalla memuji para pendakwah:

{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[4].”

Asy Syaukani berkata: “Tidak ada yang lebih baik darinya dan yang lebih jelas dari jalannya dan tidak ada yang lebih banyak pahalanya dibanding  amalannya”.

Ketiga: berusaha untuk mendapatkan pahala-pahala yang besar kebaikan-kebaikan yang banyak dengan hanya perbuatan yang sedikit

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira dengan sabdanya:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya[5].”

Jika anda menunjukkan seseorang kepada agama Islam maka bagi anda seperti pahala islamnya, amalannya, shalatnya dan puasanya dan tidak mengurangi hal tersebut dari pahalanya sedikitpun, dan pintu ini sangat agung dan luas, siapa yang diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla ia akan masuk ke dalamnya.

Keempat: taufik dan pendekatan kepada kebenaran: bahwasanya ia adalah buah yang sangat jelas dari dakwah 

Allah Ta’ala berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik[6].”

Al Baghawi berkata: “Orang-orang yang berjihad melawan orang-orang musyrik untuk memperjuangkan agama kiat”.

Kelima: Harapan shalihnya keturunan

Karena sesungguhnya di dalam hal tersebut terdapat Qurratu ‘ain di dunia dan akhirat, dan Allah tidak menghilangkan pahala orang yang telah berbuat kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:

{وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا } [النساء: 9]
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar[7].”

dan termasuk dari perkataan yang benar yang paling agung adalah berdakwah kepada Agam Allah.

Keenam: termasuk dari buah dari berdakwah adalah memberatkan timbangan-timbangan kebaikan kita pada hari ditunjukkannya amal perbuatan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahal seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa  seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun[8].”

Ketujuh: Melakukan dakwah kepada Allah merupakan sebagian dari sebab-sebab kemenangan dan keberuntungan di dunia dan akhirat

Allah Ta’ala berfirman:

وَالْعَصْرِ(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran[9].”

Kedelapan: Berdakwah kepada agama Allah termasuk dari sebab-sebab yang mendatangkan kemenangan melawan musuh-musuh

Allah Ta’ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu[10].”

Karena dengan dakwah maka Allah akan disembah sesuai dengan yang disyri’atkan-Nya, kemungkaran-kemungkaran akan hilang, dan akan tumbuh di dalam umat ini rasa kejayaan dan kemuliaan sehingga jalan di jalan kemenangan dan kekuasaan.

Kesembilan: dengan berdakwah kepada agama Allah maka akan didapatkan kedudukan-kedudukan yang tinggi

Syaikh Abdurrahman As Sa’dy rahimahullah berkata: “Dan kedudukan ini yaitu kedudukan berdakwah adalah kesempurnaan yang bagi orang-orang shiddiq, yang telah menyempurnakan akan diri mereka dan selain mereka, dan mereka akan mendapatkan warisan yang sempurna dari para rasul”.

Kesepuluh: dari buah hasil berdakwah adalah shalawat Allah, para malaikat-Nya dan penduduk langit dan bumi atas pengajar manusia kebaikan

karena apa yang ia akan sampaikan hanyalah ilmu yang diwarisi dari firman Allah Ta’ala dan sabda rasul-Nya yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya dan penghuni bumi dan langit sampai semut yang berada di lubangnya dan bahkan sampai ikan benar-benar bershalwat atas pengajar manusia kebaikan[11].”

Kesebelas: Berdakwah kepada agama Allah mengangkat derajat di dunia dan akhirat

Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya pangkat makhluq yang paling mulia di sisi Allah adalah pangkat kerasulan dan kenabian, karenanya Allah mengutus dari manusia seorang rasul bergitu pula dari jin”.

Kedua belas: Termasuk buah hasil berdakwah adalah terus mengalirnya pahala si pendakwah setelah wafatnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا مَا عَمِلَ بِهِ فِي حَيَاتِهِ وَبَعْدَ مَمَاتِهِ حَتَّى يَتْرُكَ
Artinya: “Barangsiapa yang mensunnahkan sunnah yang baik maka baginya pahala amalan tersebut selama dikerjakan di dalam kehidupannya dan setelah wafatnya sampai ditinggalkan[12].”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Jika seorang anak keturunan Adam meninggal maka terputus amalnya kecuali dati tiga perkara…”, dan salah satu diantaranya adalah: “Ilmu yang bermanfa’at.”

Ketiga belas: Kecintaan Allah Azza wa Jalla bagi siapa yang memperjuangkan agama-Nya dan menyampaikan risalah-Nya

Al Hasan ketika mengomentari firman Allah Ta’ala:

{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[13]. “

Beliau berkata: “Dia adalah orang yang beriman, menerima seruan Allah lalu menyeru manusia kepada apa yang ia telah dia terima dari seruan tersebut lalu ia beramal shalih ketika menerimanya, maka orang ini aadalah orang yang dicintai oleh Allah, ia adalah wali Allah”.

Keempat belas: dari buah hasil berdakwah yang dicintai yang disenangi oleh jiwa dan melapangkan dada

dan juga menolong untuk selalu terus (dalam berdakwah) dan mampu melawan dalam keadaan yang sempit, yaitu doa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam agar terang wajah bagi yang menyampaikan sabda beliau,
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِى فَبَلَّغَهَا
Artinya: “Allah mencerahkan wajah seseorang yang telah mendengar perkataanku lalu ia sampaikan[14].”
Maka berbahagaialah orang yang merasakan doa ini dan mendapatkan bagian darinya.

Kelima belas: Doa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam agar mendapatkan rahmat bagi siapa yang menyampaikan sabda beliau

termasuk hal yang paling agung yang membantu untuk selalu berjalan dengan semangat:

رحم الله امرأ سمع منى حديثا فحفظه حتى يبلغه غيره
Artinya: “Allah merahmati seseorang yang telah mendengar dariku sebuah hadits lalu ia menghafalnya  kemudian ia sampaikan kepada orang lain[15].”

Dan di zaman sekarang terkumpul syarat-syarat untuk menyampaikan, Al Quran, kaset-kaset yang bernuansa islam telah tersedia, agar sampai kepada orang yang di dakwahi dalam keadaan yang sempurna dan baik, saya etringat bahwa seorang laki-laki masuk Islam kemudian ia dating ke Negara ini dan bermukim di sini beberapa tahun kemudian pulang ke negaranya dan tidak ada seorangpun dari manusia yang mengajaknya ke agama Allah, sampai ada kesempatan baginya untuk bekerja yang lain lagi dan setelah setahun ia pulang bersama sebuha perusahaan di bidang perbaikan hotel-hotel. Ia berkata: lalu pada suatu hari aku dapatkan sebuah tulisan singkat diletakkan di atas meja dapur setelah keluarnya orang yang menyewa hotel tersebut, ternyata di dalamnya terdapat pengetahuan-pengetahuan tentang Islam, lalu jadilah inti pencarianku adalah tentang Islam dan bertanya seputarnya, sampai akhirnya akupun masuk Islam dam masuk islam bersamaku bapak dan ibuku serta istriku dan aku berusaha untuk memasukkan sisa dari keluargaku sekarang masuk ke dalam Islam, maka bagaimanakah kesenganan seorang pendakwah yang meletakkan tulisan singkat tersebut kelak paa hari kiamat, jika seluruh kealuarga itu dan yang lainnya menerima dan itu semua akan terdapat di buku amalan dan kebaikan dia?

Keenam belas: berdakwah kepada agama Allah adalah shadaqah dari beberapa cara shadaqah

Allah Ta’ala berfirman,

{الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [البقرة: 3]
Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka[16].”

Al Hasan berkata: “Termasuk infaq yang paling afdhal adalah infaq ilmu”.
Aku memohon kepada Allah Azza wa Jalla menjadikan kita dari para pendakwah kepada agama-Nya dan memberikan kepada kita seluruhnya keikhlashan di dalam perkataan dan perbuatan.
*) Disusun oleh Abdul Malik Al Qasim,

Penerjemah: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
Artikel www.muslim.or.id


[1]Hadits riwayat Muslim
[2] QS. Al Mudatstsir:1-2
[3] QS. Yusuf:108
[4] QS. Fushshilat:33
[5] Hadits riwayat Muslim
[6] QS. Al Ankabut:69
[7] QS. An Nisa-’:9
[8] Hadits riwayat Muslim
[9] QS. Al Ashr:1-3
[10] QS. Muhammad:10
[11] Hadits riwayat Tirmidzi
[12] Hadits riwayat Ath Thabarani
[13] QS. Fushshilat:33
[14] Hadits riwayat Ibnu Majah
[15] Hadits riwayat Ahmad
[16] QS. Al Baqarah:3