Monday, September 27, 2010

Asma al Husna ar Razzaq



“…dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” ( QS al Anfaal: 26)

Subhanallah, betapa luasnya anugerah Allah yang diturunkan untuk manusia. Dia menjadikan rezeki dari yang baik-baik, agar manusia yang beriman mampu bersyukur. Tapi betapa sempitnya kita memahami dan memberi arti pada kata rezeki.

Hanya harta dan tahta, yang dianggap rezeki dari yang Mahakuasa. Kadang-kadang, ditambahkan dengan kesehatan dan waktu luang, tanpa benar-benar memberi arti yang dalam pada keduanya. Kesehatan kurang disyukuri, waktu luang nyaris dilupakan. Betapa kurang bersyukurnya.

Meski demikian, Allah tak pernah membedakan siapa yang akan menerima rezeki dari-Nya. Jika Allah Azzawajalla menghendaki sesuatu terjadi, maka Dia akan menciptakan sebab-sebab kejadiannya. Jika sebuah rezeki ingin diberikan-Nya pada seorang hamba, maka tak satu pun kekuatan yang bisa menghalanginya. Tak satu, tak juga seribu. Tak beratus, tak berlaksa. Tak ada kekuatan yang mampu menghalangi takdir-Nya.

Satu rezeki akan disusul rezeki lainnya. Jika manusia cukup tahu diri dan mensyukuri semua yang ia terima. Tapi betapa sedikit yang mampu mengangkat tangan dan menundukkan kepala, berkata penuh rendah diri dan mengaku, ”Allahuma ya Allah, segala bermula atas-Mu dan segala berakhir karena-Mu.”

Sering manusia mengira, semua yang didapat adalah hasil kerja keras dan usahanya. Sering manusia menyangka, semua yang terjadi keluar dari jerih payahnya. Padahal, sungguh tak ada daya pada diri manusia yang lemah ini, Makhluk yang ketika kantuk datang, tak mampu meski hanya mengangkat kepala.

Wahai Mahapemberi Rezeki, inilah kami, berdiri dengan lutut gemetar memohon ampun dan takjub pada anugerah yang Engkau berikan. Mendzikirkan nama-Mu berkali-kali, ”Ya Razzaq. Ya Razzaq. Ya Razzaq.” Berikanlah kepada kami segala yang baik, dari ilmu-Mu, dari karunia-Mu, dari takdir-Mu, dan dari segala keputusan baik-Mu. Amin.

Herry nurdi  

Asma al Husna al Wahhab

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS Ali Imran: 08)

Al Wahhab, Dia adalah Maha Pemberi. Pemberian-Nya tanpa syarat, juga tanpa batas. Tak terukur, juga tak ternilai. Tak ada satupun yang mampu menyamai pemberian-Nya. Tak pula satupun yang mampu menghitung anugerah-Nya.

Al Wahhab, Dia adalah Maha pemberi. Langit diberi-Nya awan, agar manusia di bumi ternaungi. Langit diberi-Nya awan, agar air kembali turun ke bumi dan menyuburkan tanah. Langit diberi-Nya awan, agar para sastrawan juga mendapat inspirasi.

Al Wahhab, Dia adalah Maha Pemberi. Burung dengan merdu berkicau, singa dengan gagah  mengaum. Bukankah begitu indah dan penuh harmoni semua yang dianugerahkan?

Diberikan manusia sebaik-baik rupa. Diberikan manusia setinggi-tinggi akal untuk menalar. Diberikan manusia sedalam-dalamnya hati untuk merasa. Diberikan manusia daya untuk berusaha sekuat-kuatnya.

Maha Suci Allah yang Maha Pemberi. Dia yang selalu menjawab doa dan memberikan segala yang dipinta hamba. Sungguh luas karunia-Nya. Cacing di dalam tanah, mendapatkan jatahnya. Burung yang tak tahu akan terbang kemana, juga mendapatkan rezekinya. Apalagi manusia, makhluk yang sangat dicintai-Nya, atas izin-Nya dan dengan segala usaha, ada banyak anugerah yang mampu didapatkan manusia.

Wahai hamba yang mendamba, jika ingin segala hasrat baik diijabah, dzikirkan selalu dari bibirmu, ya Wahhab. Tiada henti, tiada lelah. Insya Allah, Tuhan yang Maha Memberi akan mengabulkan segala.

Tapi ada satu pertanyaan yang tersisa, tidakkah kita malu dengan segala pemberian-Nya yang tidak sebanding dengan ketaatan yang kita sembahkan? Sungguh, Maha Suci Allah yang selalu memberi, meski dengan segala kealpaan kita yang selalu terjadi. Semoga Allah senantiasa memberi ampunan-Nya.

 Herry nurdi

No comments:

Post a Comment