Thursday, May 26, 2011

Mereka adalah orang yang sia-sia amalnya ..........

Mukadimah

                Beramal adalah perintah agama, yaitu amal yang baik-baik. Amal itulah yang membedakan manusia satu dengan lainnya, bahkan yang membedakan kedudukannya di akhirat kelak. Lalu, semua  manusia akan ditagih tanggung jawabnya masing-masing sesuai amal mereka di dunia.

                Allah Ta’ala berfirman tentang kewajiban beramal:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Katakanlah: "Ber-amalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At Taubah (9): 105)

Allah Ta’ala berfirman tentang kedudukan yang tinggi bagi orang yang beramal shalih:
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَا
 Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia) .  (QS. Thaha (20): 74)

Allah Ta’ala berfirman tentang tanggung jawab perbuatan manusia:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya (QS. Al Muddatsir (74): 38)
                
 Allah Ta’ala berfirman tentang baik dan buruk amal manusia akan diperlihatkan balasannya:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ   وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ  
                Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.  dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Az Zalzalah (99): 7-8)

                Demikianlah, keadaan manusia di akhirat kelak tergantung amalnya di dunia.


Beramal tetapi Sia-Sia

                Allah Ta’ala telah menyebutkan bahwa manusia yang melaksanakan amal shalih, akan mendapatkan balasan kebaikan untuknya, walau kebaikan itu sebesar dzarrah. Namun, Allah Ta’ala juga menyebutkan adanya manusia yang bangkrut dan sia-sia amalnya, lenyap tak memiliki manfaat bagi pelakunya, karena kesalahan mereka sendiri. Siapakah mereka?

  1. Orang Kafir
Banyak ayat yang menyebutkan kesia-siaan amal mereka. Walaupun manusia memandangnya sebagai amal shalih, tetapi amal tersebut tidak ada manfaatnya bagi mereka karena kekafiran mereka kepada Allah dan RasulNya, dan syariatNya pula.

Di sini, kami akan sebutkan beberapa ayat saja:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا  الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (QS. Al Kahfi (18): 103-105)

Yaitu mereka telah mengingkari Al Quran dan tanda-tanda kebesaranNya, mengingkari hari akhir dan hisab. Mereka menyangka itu adalah perbuatan baik, padahal itu adalah kekufuran yang membuat terhapusnya amal-amal mereka.

Imam Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya, bahwa Sa’ad bin Abi Waqqash ditanya oleh anaknya sendiri, siapakah yang dimaksud ayat  (Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"):
أهم الحَرُورية؟ قال: لا هم اليهود والنصارى
Apakah mereka golongan Haruriyah (khawarij)? Beliau menjawab: “Bukan, mereka adalah Yahudi dan Nasrani.” (Riwayat Bukhari No. 4728)

Dalam ayat lain:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (QS. Al Furqan (25): 23)

Dalam ayat lain:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا

Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. An Nuur (24): 39)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menerangkan:

فهو للكفار الدعاة إلى كفرهم، الذين يحسبون أنهم على شيء من الأعمال والاعتقادات، وليسوا في نفس الأمر على شيء، فمثلهم في ذلك كالسراب الذي يرى في القيعان من الأرض عن  بعد كأنه بحر طام

Ini adalah bagin orang kafir yang menyeru kepada kekafiran mereka, yaitu orang-orang yang menyangka bahwa mereka beruntung dengan amal dan keyakinan mereka, padahal urusan mereka itu bukanlah apa-apa, perumpamaan mereka itu seperti fatamorgana yang dilihat di tanah datar dari kejauhan seolah seperti lautan  yang amat luas. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/70)

Para ulama telah membuat klasifikasi (ashnaaf) kaum kafirin sebagai berikut, sebagaimana disebutkan oleh Imam Al Kisani Rahimahullah:
صِنْفٌ مِنْهُمْ يُنْكِرُونَ الصَّانِعَ أَصْلاً ، وَهُمُ الدَّهْرِيَّةُ الْمُعَطِّلَةُ .
وَصِنْفٌ مِنْهُمْ يُقِرُّونَ بِالصَّانِعِ ، وَيُنْكِرُونَتَوْحِيدَهُ ، وَهُمُ الْوَثَنِيَّةُ وَالْمَجُوسُ .
وَصِنْفٌ مِنْهُمْ يُقِرُّونَ بِالصَّانِعِ وَتَوْحِيدِهِ ، وَيُنْكِرُونَ الرِّسَالَةَ رَأْسًا ، وَهُمْ قَوْمٌ مِنَ الْفَلاَسِفَةِ .
وَصِنْفٌ مِنْهُمْ يُقِرُّونَ الصَّانِعَ وَتَوْحِيدَهُ وَالرِّسَالَةَ فِي الْجُمْلَةِ ، لَكِنَّهُمْ يُنْكِرُونَ رِسَالَةَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى  
Kelompok yang mengingkari adanya pencipta, mereka adalah kaum dahriyah dan mu’aththilah (atheis).

Kelompok yang mengakui adanya pencipta, tapi mengingkari keesaanNya, mereka adalah para paganis (penyembah berhala) dan majusi.

Kelompok yang mengakui pencipta dan mengesakanNya, tapi mengingkari risalah yang pokok, mereka adalah kaum filsuf.

Kelompok yang mengakui adanya pencipta, mengesakanNya, dan mengakui risalahNya secara global, tapi mengingkari risalah Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka adalah Yahudi dan Nasrani. (Al Bada’i Ash Shana’i, 7/102-103, lihat juga Al Mughni, 8/263)

  1. Orang Musyrik
Amal shalih orang musyrik juga akan sia-sia karena kesyirikan yang dia lakukan. Hal ini diterangkan beberapa ayat, kami sebutkan satu saja:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. Al An’am (6): 88)

Imam Abul Farj bin Al Jauzi Rahimahullah menjelaskan:
أي : لبطل وزال عملهم ، لأنه لا يقبل عمل مشرك
Yaitu benar-benar sia-sia dan lenyap amal mereka, karena Dia tidak menerima perbuatan orang musyrik. (Zaadul Masir, 3/271. Mawqi’ At Tafasir)

 Syaikh As Sa’di Rahimahullah menjelaskan:
{ لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ } فإن الشرك محبط للعمل، موجب للخلود في النار
(niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan) karena syirik menghapuskan amal, dan membuat kekekalan di neraka. (Taysir Al Karim Ar Rahman, Hal. 263. Cet. 1, 1420H-2000M. Muasasah Ar Risalah)

Musyrik di sini adalah orang yang telah melakukan kesyirikan yang besar (syirk akbar) yang membuat pelakunya menjadi murtad dari Islam. Kelompok inilah yang membuat semua amalnya sia-sia.  Ada pun kesyirikan kecil (syirk ashghar) yang tidak membuat pelakunya menjadi murtad, dan dia melakukan karena kebodohan, maka amal yang ditolak hanyalah amal syiriknya itu saja, tidak melenyapkan semua amalnya yang lain. Sebab orang ini masih muslim, belum keluar dari Islam.

  1. Orang Yang Murtad dari Islam
Orang yang murtad dari Islam, baik dia sengaja memproklamirkan kemurtadannya, atau dia melakukan perbuatan yang membuatnya murtad, walau dia tidak mengakui dilisannya, maka semua amal shalihnya menjadi sia-sia. Hal ini langsung Allah Ta’ala firmankan dalam Al Quran dalam beberapa ayat, di antaranya:

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

No comments:

Post a Comment