Monday, May 12, 2014

Al Furqon Berarti Pembeda

Petunjuk Firman

Bahwa Allah dengan petunjukNya yang tersurat dalam surah al Furqon ayat 1, yaitu :

“Maha Berkat Allah yang telah menurunkan al Furqon atas hambaNya (Muhammad) agar supaya menjadi ancaman bagi ummat seluruh alam”.-

Ayat tersebut sangat tegas dan lugas serta jelas dalam keterkaitannya masalah manusia dan kemanusiaan perihal perjalanan hidupnya, mengingat Allah telah menetapkan tentang keberadaan manusia bahwa mereka itu terdiri “manusia Kafir dan manusia Mukmin” dalam al Quran surah at Taghobun ayat 2. Dan peringatan tersebut wajib menjadi “dasar pemahaman bagi Mukmin” yang dengan itu sudah pasti terjadi “sifat dan sikap bertentangan atau antagonisme” dalam segala pola kehidupannya, baik secara istilah dan ataupun secara pembuktian sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Isro ayat 45 dan ayat 46.

Analisa Dalil

Bahwa sebenarnya penting sebagai pengajaran untuk ditelaah secara seksama, tentang pola dan arah dari dua golongan manusia, yaitu :

A. Golongan Kafir adalah mereka yang menjadi dasar pandangan hidupnya adalah hawa nafsu yang menjadi budak syaithon, sehingga mereka hanya menggunakan “ro’yun bathil” yang berpola dasar kepada “Hukum Sebab Akibat” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Jatsiyah ayat 23 dan ayat 24. Dengan yang tersebut maka :

a. Sikap kerinduan mereka hanya dikendalikan oleh al fikr yaitu fikiran, al wijdan yaitu perasaan, dan al irodah yaitu kemauan, sehingga akan memunculkan suatu kepercayaan yang hanya sebatas rekayasa hasil budi daya manusia yang disebut AGAMA (bahasa Jawa kawi yang berarti A adalah tidak dan GAMA adalah kocar-kacir maka menjadi tidak kocar-kacir) dan tidak ada hubungan dengan masalah Akherat kecuali hanya sebatas duga-duga sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Nuh ayat 21 sampai dengan ayat 24.

b. Pandangan hidupnya berkisar masalah kehidupan duniawiyah semata, sehingga kalaupun berfikir masalah keummatan juga pasti dikendalikan oleh hawa nafsunya dan pasti akan mengalami Dehumanisasi, dengan sebuah sistem dari hasil budidaya manusia yang telah muncul pada 400 tahun SM, yang menjadi pedoman hidup bagi bangsa-bangsa Barat dan dikenal dengan istilah Politea atau Politik, didalam al Quran Allah perkenalkan dengan sebutan “Jibti wa Thoghut” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nisa ayat 51 sampai dengan ayat 54; Inilah karya Plato yang oleh Dunia Barat dianggap sebagai bimbingan hidup. Dan penyerangan terhadap Plato dianggap sama dengan serangan terhadap basis kultur dan falsafah Barat.

B. Golongan Mukmin adalah orang-orang yang mendapatkan “Hidayah Iman” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Yunus ayat 100 dan hatinya sepenuhnya menerima “Nur Islam” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah az Zumar ayat 22. Dengan itu maka senantiasa menyatakan “sami’na wa atho’na” terhadap segala seruan untuk mentho’ati Allah dan RasulNya sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nur ayat 51. Suatu kesadaran yang mutlaq tentang keberadaan ad Din kepunyaan dan dikirim Allah Yang Maha Mengatur sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Ali Imron ayat 19 dan ayat 85; Dengan yang tersebut maka :

a. Tuntutan yang paling utama dalam penerimaan ad Din adalah memelihara kebersihan ad Din itu sendiri, manakala telah berada dalam pelukan hambaNya, kemudian dalam seluruh aktifitas hidupnya wajib menjadikan ad Din sebagai pedoman dan pandangan utamanya, sehingga tidak melumuri ad Din dengan segala kotoran yang berasal dari rekayasa hasil budidaya manusia itu sendiri sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah az Zumar ayat 3.

b. Dengan keberadaan perintah untuk menggelar Syari’at Dinullah bagi membangun ummat dalam segala jurusannya “dengan atas dasar risalah Allah”, semenjak zaman perutusan Nus as sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah asy Syuro ayat 13 dan ayat 14, maka sistem yang digunakan wajib berdasarkan hasil petunjuk dari Allah sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Furqon ayat 52 dan bukan berasal dari rekayasa hasil budidaya manusia. Maka inilah yang disebut “Sistem Siyasah”, yang tidak akan pernah sama dengan Sistem made in Plato sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Isro ayat 45 dan ayat 46 dan al Hadits shohih riwayat Thobrani dari jalan Ibnu Abbas dan al Hadits shohih riwayat al Hakim dari jalan Kholid bin ‘Urfathoh.

Dengan analisa sebagaimana tersebut maka wajarlah kalau lafadz pada akhir ayat di atas Allah menutup dengan lafadz nadzi-ron yaitu sebuah peringatan yang menentukan dalam pembangunan ummat sedunia, agar hambaNya yang beriman tidak terjadi tergelincir dalam Sistem yang menyalahi Sunatullah.

http://www.al-ulama.net/home-mainmenu-1/tafseer/504-al-furqon-berarti-pembeda.html

No comments:

Post a Comment