Salah seorang tabi’in Abu Muslim Al Khaulani, pada suatu hari
memasuki sebuah masjid. Ia melihat sekelompok orang berkumpul yang
kelilhatannya hendak berzikir kepada Allah. Beliau ikut duduk bersama
mereka. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka mengatakan,” Anakku
tidak datang, rupanya ia terkena ini dan itu” dan yang lainnya berkata “
Anakku sudah menyiapkan ini dan itu.”
Seusai menatap mereka, tabi’in agung ini berkata,” Subhanallah
tahukah kalian, permisalan antara diriku dan kalian? Yaitu seperti
seseorang yang tertimpa hujan yang sangat lebat. Ketika ia menoleh
dilihatnya dua pintu rumah yang sangat besar, lalu ia berucap,
”Sebaiknya aku masuk rumah ini hingga hujan reda”. Lalu ia masuk,
ternyata rumah itu tidak beratap. Kemudian aku ikut duduk bersama kalian
dan aku berharap kalian berada dalam zikir dan kebajikan, ternyata
kalian adalah ashab ad-dunya pecinta dunia.
’Amalan-amalan ibadah, seperti shalat, shaum haji dan yang lainnya
bagi kebanyakan orang sudah menjadi gerakan rutinitas yang biasa mereka
kerjakan tanpa merasakan maknanya lagi. Betapa banyak orang yang
shalat namun shalatnya tidak mampu lagi mencegah dari kekejian,
kemungkaran dan kelaliman. Hal itu tidak lain karena kesibukan mengurus
urusan dunia dan ambisi duniawi yang telah menguasai mereka sehingga
kekhusuan tidak berbekas dalam dirinya. Selain itu karena yang ada dalam
diri mereka hanya urusan duniawi semata. Mereka itu juga bicara hanya
seputar dunia sekalipun mereka masih berada di masjid, pemakaman, atau
rumah sakit dan tempat-tempat yang dapat mengingatkan kehidupan akhirat.
Pembicaraan manusia adalah cerminan dari ambisi yang menguasai
mereka. Jika mereka ambisi pada hal-hal duniawi, maka mereka akan selalu
membicarakan dunia. Sebaliknya jika orientasi mereka adalah akhirat
maka pembicaraan mereka akan selalu berkaitan dengan akhirat.
Berkumpul dengan orang-orang yang berorientasi duniawi seperti itu
akan dapat melemahkan hati dan membuatnya penat. Karena itu dalam
biografi Abu Muslim Al Khaulani ra terdapat keterangan,
“Bahwa beliau
tidak mau memperhatikan orang yang selalu membicarakan urusan duniawi,
bahkan beliau berpaling darinya.” (Ll)
Oleh Syekh Abdul Hamid Al Bilali
http://www.eramuslim.com/peradaban/bercermin-salaf/berkumpul-dengan-pecinta-dunia-akan-membuat-penat.htm#.UQFSgv_T_5Y
No comments:
Post a Comment